Oleh: Saifullah M Yamin
Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, Fagogoru telah menyaksikan berbagai perubahan, baik dari segi pembangunan maupun politik. Namun, perubahan tersebut tidak selalu membawa dampak positif bagi masyarakat dan alam Fagogoru. Banyak yang mengklaim diri sebagai pejuang untuk kemajuan daerah ini, tetapi justru mereka adalah pihak-pihak yang merusak dan mencuri kekayaan alam Fagogoru. Para pejabat ini telah berkuasa selama seperempat abad terakhir dan kini tampaknya lebih fokus pada mempertahankan kekuasaan mereka daripada benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Kekayaan alam Fagogoru, termasuk hutan, tambang, dan sumber daya alam lainnya, telah menjadi sasaran utama eksploitasi. Pejabat yang seharusnya melindungi dan mengelola sumber daya ini dengan bijak, malah terlibat dalam berbagai aktivitas yang merusak lingkungan. Penebangan hutan secara liar, penambangan tanpa izin yang memadai, serta pencemaran lingkungan menjadi pemandangan yang umum. Alih-alih menjadi pejuang lingkungan, mereka berperan sebagai perusak yang membawa bencana ekologis bagi Fagogoru.
Selama 25 tahun terakhir, para pejabat yang sama ini terus mempertahankan posisinya dengan berbagai cara. Politik uang, manipulasi kekuasaan, dan tekanan terhadap lawan-lawan politik menjadi strategi umum yang digunakan. Alih-alih bekerja untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, fokus mereka lebih kepada menjaga dan memperpanjang kekuasaan. Posisi dan jabatan menjadi alat untuk mengumpulkan kekayaan pribadi, tanpa mempedulikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Salah satu aspek yang paling disesalkan adalah kurangnya komitmen para pejabat ini dalam memperkuat fondasi kultural orang Weda Maba Patani. Budaya dan tradisi lokal yang seharusnya dilestarikan dan dihormati, justru seringkali diabaikan. Program-program budaya hanya dijadikan alat untuk pencitraan, tanpa ada usaha nyata untuk mengembangkan dan melestarikan warisan budaya Fagogoru. Generasi muda semakin jauh dari akar budayanya, karena tidak ada dukungan dan perhatian yang memadai dari para pemimpin mereka.
Fagogoru membutuhkan pemimpin sejati yang tidak hanya mengklaim diri sebagai pejuang, tetapi juga benar-benar berjuang untuk masyarakat dan lingkungan. Kepemimpinan yang korup dan hanya berfokus pada kepentingan pribadi harus diganti dengan mereka yang memiliki komitmen untuk melestarikan alam dan budaya Fagogoru. Hanya dengan demikian, Fagogoru dapat bergerak menuju masa depan yang lebih baik, di mana kemajuan dan kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, bukan hanya segelintir elit yang berkuasa.